Bagaimanakah Hasil Aqiqah Dimakan dan Dibagi?

Aqiqah merupakan salah satu amalan penting dalam Islam yang disyariatkan untuk menyambut kelahiran seorang anak.

Admin Prima

12/22/20242 min read

Bagaimanakah Hasil Aqiqah Dimakan dan Dibagi?

Aqiqah merupakan salah satu amalan penting dalam Islam yang disyariatkan untuk menyambut kelahiran seorang anak. Namun, banyak orang mungkin masih bertanya-tanya tentang bagaimana cara terbaik untuk membagikan hasil aqiqah, baik berupa daging mentah maupun setelah dimasak. Dalam hal ini, ulama besar abad ini, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, memberikan penjelasan yang komprehensif dan penuh kelapangan.

Ketika beliau ditanya tentang hal ini, beliau menjawab:

“Hendaknya daging aqiqah dimakan sebagiannya. Sebagiannya lagi dihadiahkan dan disedekahkan. Adapun kadar pembagiannya tidaklah ada kadar tertentu. Yang dimakan, yang dihadiahkan, dan yang disedekahkan dibagi sesuai kemudahan. Jika ia mau, ia bagikan pada kerabat dan sahabat-sahabatnya. Boleh jadi pembagiannya tersebut di negeri yang sama atau di luar daerahnya. Akan tetapi, mestinya ada jatuh untuk orang miskin dari daging aqiqah tersebut. Tidak mengapa juga daging aqiqah tersebut dimasak (direbus) dan dibagi setelah matang atau dibagi dalam bentuk daging mentah. Seperti itu ada kelapangan.”

(Fatawa Nur ‘ala Ad-Darb, 5: 228)

Prinsip Pembagian Daging Aqiqah

Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat beberapa prinsip penting yang bisa kita ambil:

  1. Dikonsumsi Sendiri Sebagian daging aqiqah boleh dimakan oleh keluarga yang melaksanakan aqiqah. Hal ini sebagai bentuk syukur atas karunia kelahiran anak.

  2. Diberikan kepada Orang Lain Sebagian lainnya diberikan sebagai hadiah kepada kerabat atau teman. Ini dapat dilakukan baik dalam bentuk daging mentah maupun setelah dimasak.

  3. Disedekahkan kepada Orang Miskin Wajib memastikan ada bagian daging aqiqah yang diberikan kepada orang miskin. Hal ini menunjukkan kepedulian sosial dalam amalan aqiqah.

  4. Fleksibilitas dalam Pembagian Tidak ada aturan baku mengenai porsi pembagian daging aqiqah. Semuanya bergantung pada kemudahan dan kemampuan pihak yang melaksanakan aqiqah.

Cara Penyajian: Mentah atau Matang

Syaikh Al-‘Utsaimin juga menjelaskan bahwa daging aqiqah boleh dibagikan dalam keadaan mentah atau setelah dimasak. Keduanya diperbolehkan sesuai dengan kebutuhan dan situasi:

  • Mentah: Cocok jika ingin memberi kebebasan kepada penerima untuk mengolah daging sesuai selera mereka.

  • Matang: Memudahkan penerima, terutama jika mereka tidak memiliki waktu atau fasilitas untuk memasak daging tersebut.

Mengundang Kerabat dan Sahabat

Selain membagikan daging, disarankan juga untuk mengundang kerabat dan sahabat untuk bersama-sama menikmati hidangan aqiqah. Ini adalah momen yang dapat mempererat tali silaturahmi sekaligus berbagi kebahagiaan atas kelahiran anak.

Kesimpulan

Amalan aqiqah adalah bentuk ibadah yang membawa kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Dengan mematuhi prinsip-prinsip yang diajarkan oleh para ulama, kita dapat melaksanakan aqiqah dengan cara yang lebih bermakna dan memberikan manfaat bagi banyak pihak. Yang terpenting, pastikan ada bagian dari daging aqiqah yang diberikan kepada mereka yang membutuhkan, sehingga esensi berbagi dalam Islam tetap terjaga. Semoga Allah menerima amalan kita dan menjadikannya sebagai pemberat timbangan kebaikan di akhirat. Aamiin.